Beton

Beton cair (sumber: tukangbata.blogspot.com)

Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen, dan air. Dapat disimpulkan bahwa beton merupakan campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Berikut adalah beberapa hal mendasar mengenai beton yang adalah salah satu bahan bangunan yang paling umum dan sering digunakan.

Beton sudah ditemukan sejak jaman dahulu, dan tentunya dari berbagai belahan dunia. Berikut adalah sejarah dari ditemukannya dan dikembangakannya benton :

• Aspdin (1824) Penemu Portland Cement;
• J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit (gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama – sama memikul beban);
• F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap, pipa dan kubah;
• Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ” untuk mengurangi beban akibat  berat sendiri;
• Neuman  melakukan analisis letak garis netral;
• Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan; dan

• E. Freyssinet memperkenalkan dasar – dasar beton pratekan.


Berikut adalah sifat sifat dasar dari beton yang harus dipahami:

1. Durability (Keawetan)
Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nilai faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan

2. Kuat Tekan
Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial benda uji silinder beton diameter 150 mm, tinggi 300 mm dengan satuan MPa (N/mm2) untuk SKSNI 91. Benda uji silinder juga digunakan pada standar ACI sedangkan British Standar benda uji yang digunakan adalah kubus dengan sisi ukuran 150 mm. Benda uji dengan ukuran berbeda dapat juga dipakai namun perlu dikoreksi terhadap size efek.

3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dari kuat tekannya, yaitu sekitar 10 % - 15 % dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi retak dan defleksi balok. Metode pengujian kuat tarik beton akan dibahan pada bab selanjutnya.

4. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50 % dari kuat tekan beton.

5. Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.

6. Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan.

7. Kelecakan (Workability)

Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan finishing. Atau workability adalah besarnya kemudahan kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.


Tentu beton memiliki alasan mengapa dipilih menjadi salah satu dari beberapa bahan utama dalam pembangunan, namun beton juga memiliki kekurangan-kekurangannya. Berikut kelebihan dan kekurangan dari beton; 

Kelebihan dari beton:

  1. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal.
  2. Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.
  3.  Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai keinginan.
  4. Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu memikul beban yang berat.
  5. Adukan beton dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun diisikan ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu dapat pula dipompakan ke tempat yang posisinya sulit.
  6. Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan tahan kebakaran.
Kekurangan dari beton:

  1. Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
  2. Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk stuktur yang panjang untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
  3. Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
  4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
  5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail secara seksama agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa
Terdapat banyak jenis dari beton, dan pemilihan jenisnya tergantung dengan penggunaannya. Berikut adalah beberapa klasifikasi dari beton menurut ASTM(American Society for Testing and Material):
1) Jenis I
Semen portland penggunaan umum (normal portland cement), yaitu jenis semen portland untuk penggunaan dalam konstruksi beton yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus. Misalnya untuk pembuatan trotoar, pasangan bata, dan sebagainya. Semen ini merupakan semen yang paling banyak digunakan yaitu 80-90% dari produksi semen portland.
2) Jenis II
Semen pengeras pada panas sedang. Semen ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih lambat daripada semen jenis I. Semen jenis ini biasanya digunakan pada bangunan-bangunan yang berhubungan dengan rawa, pelabuhan,jembatan besar, bendungan, bangunan-bangunan lepas pantai, saluran-saluran air buangan dan sebagainya. Jenis ini juga dapat digunakan untuk bangunan-bangunan drainase di tempat yang memiliki konsentrasi sulfat agak tinggi.
3) Jenis III
Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (high-early –strength-portland-cement). Semen jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat digunakan untuk pembuatan beton pracetak, perbaikan bangunan-bangunan beton yang perlu segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas serta pembetonan di daerah cuaca dingin(salju).
4) Jenis IV
Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low heat port land cement) jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas hidarasi serendah-rendahnya. Untuk mengurangi panas hidrasi yang terjadi (penyebab retak), maka pada semen jenis ini senyawa C3S dan C3A dikurangi. Selain itu, semen jenis ini kekuatannya tumbuh lambat. Semen jenis ini biasanya digunakan pada bangunan-bangunan sebagai berikut:
- Konstruksi DAM
- Basement
- Pembetonan pada daerah bercuaca panas.
5) Jenis V
Semen portland tahan sulfat (sulfate resisting portland cement). Jenis ini merupakan jenis khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunan-banguan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air yang kadar I alkalinya tinggi. Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen biasa.

Sekian paparan singkat mengenai apa itu beton.

Sumber:
http://tosimasipil.blogspot.com/2013/07/teknologi-bahan-konstruksi.html
https://sahdieng.blogspot.com/2017/05/sifat-sifat-beton.html

Comments

Popular posts from this blog

Fase-Fase pada Baja

Korosi pada Beton Bertulang

[Praktikum VII-Pengujian Kekuatan Beton Hari ke-28]Kelompok 2-David Avila