[Praktikum I- Uji Tarik Baja] Kelompok 2 - David Avila
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 28 September 2018
Waktu Praktikum : Pukul 07.00 – 09.00 WIB
Tempat Praktikum : Laboratorium Rekayasa Struktur, Gedung CIBE Lantai BS 2 - Lantai 1,
Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Gambar 1. David Avila
Gambar 2. Kelompok 2 dan Kondisi Lab
ASTM E8 – Tension Testing of Metallic Materials
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan hubungan tegangan dan regangan.
Menentukan tegangan leleh baja.
Menentukan tegangan tarik baja.
Menentukan perpanjangan dan pengurangan luas area penampang.
Menentukan modulus elastis baja.
Menentukan tegangan runtuh baja.
Uji tarik langsung dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari material, seperti modulus young, tegangan leleh, tegangan tarik, dan lain-lain. Pada praktikum ini hanya dipelajari sifat-sifat dari material baja dan mengamati perubahan geometri benda uji akibat gaya tarik tersebut (Perubahan luas penampangan dan panjang benda uji). Benda uji ini diberi beban tarik dengan pertambahan beban konstan. Besarnya gaya yang bekerja pada benda uji dicatat dengan menggunakan load cell dan pertambahan panjang ini dicatat dengan menggunakan Linear Variable Differential Transformer (LVDT) pada setiap pertambahan beban.
ALAT DAN BAHAN
Alat
Jangka sorong, untuk mengukur diameter penampang.
Uji Universal Testing Machine (UTM), berfungsi untuk memberi dan mengontrol laju pembebanan.
LDVT, untuk mencatat defleksi/perpanjangan.
Load cell, untuk mengubah beban UTM dari analog menjadi digital.
Data Logger, untuk alat pencatat data dari load cell dan LDVT.
Strain Gauge, untuk mengukur regangan.
Benda Uji
Baja tulangan polos maupun ulir dengan beragam diameter.
PROSEDUR
Persiapkan benda uji.
Beri nomer atau nama setiap benda uji.
Ukur diameter dan panjang dari masing-masing benda uji.
Persiapkan alat
Cek semua alat yang akan digunakan.
Lakukan kalibrasi alat.
Pemasangan benda uji ke mesin UTM (sumbu alat penjepit harus berhimpit dengan sumbu benda uji) dan pemasangan alat ukur.
Pelaksanaan pengujian
Tarik benda uji dengan pertambahan beban yang konstan sampai benda uji putus. Catat dan amatilah besarnya perpanjangan yang terjadi setiap penambahan beban.
Amati secara visual perilaku benda uji.
Setelah putus, ukur diameter penampang pada daerah putus dan ukurlah panjang akhir dari benda uji.
HASIL PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini, digunakan 5 ukuran yang berbeda untuk jenis tulangan baja polos, yaitu diameter 8, 10 panjang, 10 pendek, 12 panjang, dan 12 pendek, serta 3 ukuran yang berbeda untuk jenis tulangan baja ulir, yaitu diameter 10, 13, dan 16.
Dimana:
Daktual = Diameter Aktual (mm)
Aaktual = Luas Penampang Aktual (mm2)
Dnominal = Diameter Nominal (mm)
Anominal = Luas Penampang Nominal (mm2)
D’ = Diameter Setelah Pengujian (mm)
A’ = Luas Penampang Setalah Pengujian (mm2)
L = Panjang Awal (mm)
L’ = Panjang Akhir Setelah Pengujian (mm)
Seluruh pengujian tarik baja melalui mesin UTM disajikan dalam gambar berikut ini.
Beban-Regangan Baja Polos Diameter 8Beban-Regangan Baja Polos Diameter 10Beban-Regangan Baja Polos Diameter 12Beban-Regangan Baja Ulir Diameter 10Beban-Regangan Baja Ulir Diameter 13Beban-Regangan Baja Ulir Diameter 16Grafik beban-regangan, tegangan-regangan, dan Strain Gauge dalam pengujian tarik baja melalui mesin UTM disajikan sebagai berikut.
2. Tegangan Leleh
Tegangan leleh adalah besarnya tegangan yang bekerja pada saat benda uji mengalami leleh pertama. Tegangan leleh adalah perbandingan dari gaya tarik yang bekerja pada saat benda uji mengalami leleh pertama dengan luas penampang semula benda uji. Hasil perhitungan tegangan leleh baja dapat dilihat di bawah ini.
No
Benda Uji
Tegangan Leleh (MPa)
1
Baja Ulir Ø10 mm
478.4071
2
Baja Ulir Ø13 mm
423.0855
3
Baja Ulir Ø16 mm
463.6558
4
Baja Polos Ø8 mm
513.0162
5
Baja Polos Ø10 mm
417.9953
6
Baja Polos Ø12 mm
316.8716
3. Tegangan Tarik
Tegangan tarik atau kuat tarik merupakan tegangan maksimum yang mampu ditahan baja sebelum baja tersebut putus, yaitu perbandingan antara tegangan tarik maksimum dan luas penampang semula benda uji. Hasil perhitungan kuat tarik baja jenis lainnya dapat dilihat di bawah ini.
No
Benda Uji
Tegangan Maksimum (MPa)
1
Baja Ulir Ø10 mm
629.1381
2
Baja Ulir Ø13 mm
607.7047
3
Baja Ulir Ø16 mm
635.8707
4
Baja Polos Ø8 mm
762.5916
5
Baja Polos Ø10 mm
583.8665
6
Baja Polos Ø12 mm
484.1094
4. Persentase Perpanjangan (Elongasi)
Perbandingan antara perubahan panjang setelah dilakukan uji tarik dengan panjang semula batang baja dikali seratus persen.
No
Benda Uji
Panjang Awal (mm)
Panjang Akhir (mm)
Perpanjangan (%)
1
Baja Ulir Ø10 mm
394
438
11.168
2
Baja Ulir Ø13 mm
400
445
11.250
3
Baja Ulir Ø16 mm
400
445
11.250
4
Baja Polos Ø8 mm
402
445
10.697
5
Baja Polos Ø10 mm
409
457
11.736
6
Baja Polos Ø12 mm
394.5
457
15.843
5. Modulus Elastisitas
Berdasarkan Hukum Hooke, elastisitas merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan benda uji.
Beban
Regangan
Tegangan
Modulus Elastisitas
Bacaan (μE)
Sebenarnya (mm)
0
3
0.003
0.000
0
400
127
0.127
34.695
273.189
600
124
0.124
52.042
419.697
800
241
0.241
69.390
287.925
1000
331
0.331
86.737
262.047
1200
400
0.4
104.085
260.212
1400
517
0.517
121.432
234.879
1600
593
0.593
138.780
234.030
1800
680
0.68
156.127
229.599
2000
779
0.779
173.475
222.689
2200
841
0.841
190.822
226.899
2400
915
0.915
208.170
227.508
2600
1006
1.006
225.517
224.172
2800
1103
1.103
242.865
220.186
3000
1240
1.24
260.212
209.849
3200
1283
1.283
277.560
216.336
3400
1372
1.372
294.907
214.947
3600
1467
1.467
312.255
212.853
3800
1577
1.577
329.602
209.006
4000
1678
1.678
346.950
206.764
4200
1808
1.808
364.297
201.492
4400
1908
1.908
381.645
200.023
4600
25699
25.699
398.992
15.526
4800
12971
12.971
416.340
32.098
5000
6116
6.116
433.687
70.910
5200
5399
5.399
451.034
83.540
5400
4906
4.906
468.382
95.471
5600
4512
4.512
485.729
107.653
5800
4375
4.375
503.077
114.989
6000
4256
4.256
520.424
122.280
6200
4135
4.135
537.772
130.054
6400
4709
4.709
555.119
117.885
6. Persentase Pengurangan Luas
Merupakan luas area baja setelah putus dikurangi luas area awal baja dibandingkan dengan luas awal baja dikalikan seratus persen.
No
Benda Uji
%RA
1
Baja Ulir Ø10 mm
89.82%
2
Baja Ulir Ø13 mm
89.91%
3
Baja Ulir Ø16 mm
90.22%
4
Baja Polos Ø8 mm
63.57%
5
Baja Polos Ø10 mm
63.67%
6
Baja Polos Ø12 mm
46.82%
7. Analisis
Baja mengalami luluh pada regangan 0,1 sampai 0,14 pada baja polos dan baja mengalami luluh pada regangan 0,12 sampai 0,15 pada baja ulir. Tegangan leleh memiliki rata-rata 433,839 MPa dan Tegangan tarik memiliki rata-rata 617,2134 MPa. Perpanjangan rata-rata adalah 11,99% dan Luas penampang rata-rata berkurang 74%
Beberapa fasa yang sering ditemukan dalama baja karbon adalah (Yogantoro, 2010): a. Austenit Austenit adalah campuran besi dan karbon yang terbentuk pada pembekuan, pada proses pendinginan selanjutnya austenit berubah menjadi ferit dan perlit atau perlit dan sementit. Sifat austenit adalah lunak, lentur dengan keliatan tinggi. Kelarutan maksimal kandungan karbon sebesar ± 2,06% pada suhu 1148 oC, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic). Sifat ketangguhan tinggi dan tidak stabil pada suhu ruang (Saefudin dkk, 2008). b. Ferit Fasa ini disebut alpha (α). Ruang antar atomnya kecil dan rapat sehingga akan sedikit menampung atom karbon. Batas maksimum kelarutan karbon ± 0,025% C pada temperatur 723 oC, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic). Pada suhu ruang, kadar kelarutan karbonnya ± 0,008% sehingga dapat dianggap besi murni. Ferit bersifat magnetik sampai suhu 768 oC. Sifat-sifat ferit adalah ketangguhan rendah, keuletan tinggi, ketahanan korosi medium dan stru...
Gamber 1. Pembentukan beton (Sumber: hargadepo.com) Dalam pembentukan beton akan dibutuhkan beberapa material dasar. Berikut adalah material-materialnya: 1) Semen Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah : a) semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V. b) semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni. c) oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan d...
Comments
Post a Comment