[Praktikum II-Pemeriksaan Kadar Air Agregat] Kelompok 2-David Avila
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 12 Oktober 2018
Waktu Praktikum : Pukul 07.00 – 09.00 WIB
Tempat Praktikum : Laboratorium Rekayasa Struktur, Gedung CIBE Lantai BS 2 – Lantai 1,
Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
3.6 Pemeriksaan Kadar Air Agregat
3.6.1 Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat
dengan cara pengeringan.
dengan cara pengeringan.
3.6.2 Alat dan Bahan
Alat:
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh
2. Oven yg bersuhu sampai 110,5oC
3. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan benda uji
Benda:
Berat minimum contoh agregat dengan diameter maksimum 5 mm adalah 0,5 kg.
3.6.3 Prosedur Percobaan
Prosedur pemeriksaan kadar air agregat adalah sebagai berikut.
1. Timbang talam dan dicatat beratnya (W1)
2. Masukkan benda uji ke dalam talam, kemudian timbang keduanya sebagai W2.
3. Hitung berat benda uji dengan persamaan W3=W2-W1
4. Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5)oC hingga beratnya
tetap
tetap
5. Setelah kering, timbang contoh dan catat berat benda uji beserta talam (W4)
6. Hitunglah berat benda uji kering dengan persamaan W5=W4- W1
3.6.4 Hasil Percobaan
Hasil pemeriksaan kadar air dalam agregat halus dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan hasil pemeriksaan
kadar air dalam agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini.
kadar air dalam agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini.
Tabel 3.7 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
| |
Observasi I (Kelompok A-B)
| |
A. Berat wadah
|
146 gram
|
B. Berat wadah + Benda uji
|
1792 gram
|
C. Berat benda uji (A-B)
|
1646 gram
|
D. Berat benda uji kering
|
1589 gram
|
Kadar air = C-DD x 100%
|
3,59 %(KA1)
|
Observasi II (Kelompok C)
| |
A. Berat wadah
|
146 gram
|
B. Berat wadah + Benda uji
|
852 gram
|
C. Berat benda uji (A-B)
|
706 gram
|
D. Berat benda uji kering
|
684 gram
|
Kadar air = C-DD x 100%
|
3,22 %(KA2)
|
Kadar air rata-rata =
KA1+KA22=
|
3,41 %
|
Tabel 3.8 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
| |
Observasi I (Kelompok A-B)
| |
A. Berat wadah
|
146 gram
|
B. Berat wadah + Benda uji
|
1313 gram
|
C. Berat benda uji (A-B)
|
1167 gram
|
D. Berat benda uji kering
|
1103 gram
|
Kadar air = C-DD x 100%
|
5,80 %(KA1)
|
Observasi II (Kelompok C)
| |
A. Berat wadah
|
146 gram
|
B. Berat wadah + Benda uji
|
1335 gram
|
C. Berat benda uji (A-B)
|
1189 gram
|
D. Berat benda uji kering
|
1111 gram
|
Kadar air = C-DDx 100%
|
7,02 %(KA2)
|
Kadar air rata-rata =
KA1+KA22=
|
6,41 %
|
3.6.5 Analisis
Dari hasil percobaan, diketahui bahwa berat agregat setelah dikeringkan di oven memiliki berat yang
lebih ringan dibandingkan sebelum yang di-oven. Hal ini dikarenakan agregat sebelum di-oven masih
mengandung air yang menambahkan berat agregat yang tertimbang.
Data pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8 menunjukan bahwa agregat halus dan keras, keduanya, mengandung air di dalamnya. Namun, kadar air yang terkandung cenderung bersifat random dan dipengaruhi lingkungan.lebih ringan dibandingkan sebelum yang di-oven. Hal ini dikarenakan agregat sebelum di-oven masih
mengandung air yang menambahkan berat agregat yang tertimbang.
Comments
Post a Comment