[Praktikum VII-Pengujian Kekuatan Beton Hari ke-28]Kelompok 2-David Avila

Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 23 November 2018
Waktu Praktikum             : Pukul 07.00 – 09.00 WIB
Tempat Praktikum           : Laboratorium Rekayasa Struktur, Gedung CIBE Lantai BS 2– Lantai 1, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

 Gambar 1. David Avila
Gambar 2. Kelompok 2 dan Kondisi Lab


Praktikum 9. Perawatan (Curing) Beton Silinder
1.1  Referensi Percobaan Curing Beton Silinder
ASTM C31 – Making and Curing Concrete Test Specimens
1.2  Tujuan Percobaan Curing Beton Silinder
Percobaan ini bertujuan untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi antar senyawa pembentuk beton
1.3  Alat / Kondisi Percobaan Curing Beton Silinder
·       Ruangan lembab, kadar kelembaban ³ 95%
·       Bak berisi air kapur jenuh
1.4  Prosedur Uji Percobaan Curing Beton Silinder
Letakkan benda uji (beton silinder) didalam bak berisi air kapur, biarkan hingga 2 hari sebelum pengujian kekuatan hancur beton

Praktikum 10. Capping Beton Silinder
2.1  Referensi Percobaan Capping Beton Silinder
ASTM C617 – Capping Cylindrical Concrete Specimens
2.2  Tujuan Percobaan Capping Beton Silinder
Percobaan ini bertujuan untuk membuat capping bada beton silinder. Capping dilakukan untuk memberi distribusi beban aksial yang merata di seluruh bidang tekan silinder pada saat pengujian kekuatan hancur beton.
2.3  Alat Percobaan Capping Beton Silinder
·       Cetakan capping dengan ukuran yang sesuai dengan dimensi specimen
·       Alat untuk mencairkan belerang yang dilengkapi dengan pemanas api
2.4  Prosedur Uji Percobaan Capping Beton Silinder
1.     Disiapkan serbuk belerang sebagai senyawa capping, pemanas dengan suhu mencapai 1300C, dan thermometer logam untuk memeriksa suhu
2.     Lelehkan sebuk belerang
3.     Setelah menjadi cair, aduk belerang cair sebelum dituangkan kedalam cetakan capping
4.     Tuangkan belerang cair kedalam cetakan, kemudian letakkan beton silinder dengan kedua tangan di atasnya. Pastikan ujung silinder beton sebelum diletakkan dalam cetakan dalam keadaan kering
5.     Langkah ke-4 harus dilakukan dengan cepat sebelum belerang cair membeku
6.     Cek ketebalan capping. Ketebalan capping harus sekitar 3mm dan tidak melebihi 8mm
7.     Capping didiamkan selama 24 jam sebelum pengujian kekuatan hancur beton sehingga mempunyai kekuatan yang sebanding dengan beton

Praktikum 11. Pengujian Kekuatan Hancur Beton
3.1  Referensi Pengujian Kekuatan Hancur Beton
ASTM E8 – Tension Testing of Metallic Materials
3.2  Tujuan Percobaan Pengujian Kekuatan Hancur Beton
Percoaan ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan beton silinder yang telah dibuat sebelumnya
3.3  Alat Pengujian Kekuatan Hancur Beton
Universal Testing Machine (UTM) dengan kapasitas 100 ton
3.4  Benda Uji Kekuatan Hancur Beton
Beton silinder dengan spesifikas K-225 dan K-275
3.5  Prosedur Uji Kekuatan Hancur Beton
1.     Ambil benda uji yang telah dicapping sebelumnya
2.     Letakkan benda uji pada UTM secara sentris
3.     Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikan secara kontinu dengan kecepatan berkiras antara 4 kg/cm2 sampai dengan 6 kg/cm2
4.     Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur, kemudian catat hasil uji beban maksimum dari beton silinder
5.     Lakukan langkah 1-4 untuk pengujian beton untuk waktu 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.




3.6  Hasil Percobaan Uji Kekuatan Hancur Beton
No
Identifikasi Benda Uji
Tanggal Beton di Cor
Tanggal Beton di Test
Umur (Hari)
Berat (kg)
Slump (cm)
Luas Bidang Tekan (cm2)
Beban Maksimum (kg)
Kekuatan Tekan (kg/cm2)
Persentase Kekuatan Tekan (%)
1
K-225
26 Oct
2 Nov
7
12,26
5,5
176,625
22.000
124,558
46,49%
2
K-225
26 Oct
2 Nov
7
12,70
5,5
176,625
23.600
133,616
50,08%
3
K-225
26 Oct
9 Nov
14
12,42
5,5
176,625
32.400
183,439
68,76%
4
K-225
26 Oct
23 Nov
28
12,42
5,5
176,625
27.100
153,432
57,51%
5
K-225
26 Oct
23 Nov
28
12,5
5,5
176,625
32.800
185,704
69,61%

3.7  Analisis Hasil Percobaan Uji Kekuatan Hancur Beton
Dari hasil uji tekan beton yang diperoleh, beton tidak memenuhi syarat beton K-225, dimana seharusnya beton k-225 mempunyai kekuatan tekan hingga 266,79 kg/cm2. Dapat dilihat dari data, bahwa pada uji tekan 7 hari, kekuatan beton rata-2 hanya 48,29%, dimana seharusnya kekuatan beton pada umur 7 hari mencapai 65%. Kemudian pada umur 14 hari, kekuatan beton yang diperoleh hanya 68,76%, dimana seharusnya kekuatan beton mencapai 88%. Begitu pula dengan uji tekan umur 28 hari, dimana dari hasil uji tekan didapat rata-rata hanya 63,56%, dimana beton pada umur 28 hari sudah mencapai 100% kekuatannya.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari water cement ratio (w/c) yang tidak sesuai, terlalu banyak penambahan air, terbentuknya rongga udara di dalam beton, kelembaban pada agregat yang tidak sama pada saat perhitungan, ataupun terjadinya segregasi pada beton.
4.     Kesimpulan dan Saran
Beton pada umur 7 hari mempunyai kekuatan tekan 48,29% dari kuat tekan beton sesungguhnya. Beton pada umur 14 hari mempunyai kekuatan tekan 68.76% dari kuat tekan beton sesungguhnya, dan beton pada umur 28 hari mempunyai kekuatan tekan 63,56% dari kuat tekan sesungguhnya.
Saran dari praktikan pada percobaan Uji Tekan Beton adalah seharusnya kondisi lab diperhatikan agar pada saat curing dan capping, kekuatan tekan beton dapat dimaksimalkan.

Comments

Popular posts from this blog

Fase-Fase pada Baja

Korosi pada Beton Bertulang